- PENGERTIAN
- CARA KERJA SATELIT
- KELEBIHAN MEDIA TRANSMISI SATELIT
- KELEMAHAN MEDIA TRANSMISI WIRELESS
- PERBANDINGAN MEDIA TRANSMISI SATELIT DAN WIRELESS
1.
PENGERTIAN
Satellite
merupakan alat dalam orbit bumi yang berfungsi khusus untuk menerima atau
menghantarkan data secara nirkabel (tanpa kabel). berkomunikasi melalui
frekuensi radio. Komunikasi satelit mirip dengan line-of-sight microwave
(transmisi mengikuti garis lurus/LoS), hanya saja salah satu stasiunnya, yaitu
satelit, mengorbit di atas bumi. Satelit berfungsi seperti antena dan repeater
yang sangat tinggi. Sebagai repeater, berfungsi untuk menerima signal gelombang
microwave dari stasiun bumi, ditranslasikan frequensinya, kemudian diperkuat
untuk dipancarkan kembali ke arah bumi sesuai dengan coveragenya, seperti
lokasi stasiun tujuan atau penerima.
Satelit
adalah suatu Station Relay atau Repeater gelombang microwave yang diorbitkan di
angkasa, berfungsi untuk menerima, memperkuat atau mengulangi sinyal radio
dengan bidang frekuensi tertentu dari bumi setelah diperkuat dan diubah ke
bidang frekuensi yang berbeda. Satelit memerlukan orbit Geo-stationary, tinggi
35,784 km. Selain itu ada juga yang menggunakan orbit Geosynchronus, sebagaimana
yang digunakan oleh satelit Intelsat dan Palapa.(William
Stallings, Data and Computer Communications 7th Edition).
Kehadiran
sistem komunikasi satelit tidak lepas dari teknologi wireless-access, yakni
teknologi radio yang menggantikan kabel lokal (local loop). Hingga dalam daerah
cakupan tertentu seseorang masih bisa berkomunikasi sekalipun dalam keadaan
bergerak. Teknologi wireless-access didasari sistem jaringan radio terestrial.
Dimana yang satu dengan yang lainnya terkait dengan suatu jaringan yang
terhubung dengan jaringan telepon tetap (PSTN = Public Switch Telephone
Network). Sehingga daerah yang tidak terhubung dengan jaringan telepon sangat
sulit mendapatkan informasi dari dunia luar. Untuk menjangkau daerah-daerah
yang jauh dari perkotaan tersebut, Maka sistem wireless-access dapat direkayasa
dengan menggunakan sistem komunikasi satelit. Sehingga akses informasi ke
daerah-daerah tertinggal tidak terputus. Karena akses kominukasi satelit bisa
menjangkau daerah-daerah yang berada di luar jangkauan BTS yang jangkauannya
terbatas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Backbones Transmission Network
|
Ada dua bagian penting dari
satelit yakni space segmen (bagian yang berada di angkasa) dan ground segmen
(biasa disebut stasiun bumi). Seperti di tunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Dimana ada transmisi dari satelit pemerima bumi yang dikirimkan ke satelit
pemancar yang berada di luar angkasa (uplink) ataupun sebaliknya (downlink)
yang memungkinkan satelit pemancar mengirimkan data pada satelit penerima yang
berada di permukaan bumi.
Komunikasi Satelit
2.
CARA
KERJA SATELIT
Tahapan-tahapan dalam cara kerja
satelit dibagi menjadi tiga tahapan yaitu, tahap pertama satelit menerima
sebuah sinyal yang kemudian pada tahap kedua satelit akan memperbesar sinyal
tersebut. lalu pada tahap terakhir, sinyal tersebut dikembalikan kebumi dan
diterima oleh beberapa stasiun yang ada di bumi. Seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini.
Tahap
Kerja Satelit
3.
KELEBIHAN MEDIA TRANSMISI SATELIT
Cakupan yang luas. Bisa satu
Negara, satu wilayah, satu daerah ataupun satu benua, Bandwith yang tersedia
cukup lebar, Independen dari infrastruktur terrestrial, Instalasi jaringan
segmen bumi yang cepat, biaya relative rendah per-site ,area coverage yang
luas, jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global,
bahkan dapat mencapai setengah dari permukaan bumi, VSAT bisa dipasang dimana
saja selama masuk dalam jangkauan satelit, Dapat Koneksi dimana saja. Tidak
perlu terjadi LoS (Line of Sight) dan tidak ada masalah dengan jarak, karena
garis lurus transfer data ke arah luar bumi jadi tidak terhalang oleh bangunan
– bangunan/ letak geografis bumi, Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke
titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting, multicasting,
Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice (PABX), video dan data, dengan
menyediakan bandwidth yang lebar dengan menyewa pada provider saja, Jika ke
internet jaringan akses langsung ke ISP/ NAP router, Sangat baik untuk daerah
yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur
telekomunikasi, Media transmisi satelite (VSAT) tidak akan bertabrakan dengan
VSAT yang lain karena memiliki orbit masing – masing yang bersifat unik, jadi
tidak mungkin sama. Sedangkan pada wireless, bisa saja terjadi tabrakan
frekuensi dengan pengguna wireless yang lain atau frekuensi di daerah tersebut
sudah penuh sehingga mengalami kesulitan.
4.
KELEMAHAN MEDIA TRANSMISI WIRELESS
Untuk
melewatkan sinyal TCP/IP, besarnya throughput akan terbatasi karena delay
propagasi satelit geostasioner. Kini berbagai teknik protokol link sudah
dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut. Diantaranya penggunaan
Forward Error Correction yang menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang, Dalam
hal keamanan, yaitu transmisi data sangat mudah ditangkap karena berjalan melalui
udara terbuka, Harga relatif mahal karena harga peralatan yang mahal, Memakan
tempat, terutama untuk piringannya/antenanya, Waktu yang dibutuhkan dari satu
titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700
milisecond (latency), sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40
milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu
dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri
berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi, Curah Hujan yang
tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai maka akan semakin tinggi
redaman karena curah hujan. Untuk daerah seperti Indonesia dengan curah hujan
yang tinggi penggunaan Ku-band akan sangat mengurangi availability link satelit
yang diharapkan. Sedangkan untuk daerah daerah sub tropis dengan curah hujan
yang rendah penggunaan Ku-Band akan sangat baik. Pemilihan frekuensi ini akan
berpengaruh terhadap ukuran terminal yang akan dipakai oleh masing masing
pelanggan. Dan juga, media transmisi satelite rentan terhadap cuaca, debu
meteor/ debu angkasa, dan keadaan cuaca lainnya.
Sun Outage,
Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada saat bumi – satelit – matahari
berada dalam satu garis lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner
pada garis orbit geosynchronous berada di garis equator atau khatulistiwa (di
ketinggian 36.000 Km) secara tetap dan mengalami dua kali sun outage setiap
tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage
mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit
mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi, baik head-end/teleport
maupun ground-segment biasa.
Seringkali
menembakan gas hydrazine (H2Z) agar rotasi satelit agar satelit stabil di
orbit, satelit perlu beberapa kali di kalibrasi agar tetap pada orbitnya.
5.
PERBANDINGAN MEDIA TRANSMISI SATELIT DAN
WIRELESS
Berdasarkan
ulasan – ulasan tersebut, maka terlihat perbandingan media transmisi wireless
dan satellite. Kelemahan/kelebihan media transmisi wireless/satellite itu
dilihat dari kebutuhan dan keperluan pelanggan/suatu perusahaan tersebut,
kemudian dilihat dari sisi pembangunan jaringannya, tempat lokasinya (letak
geografis), devicenya dan sisi lainnya.
Media
transmisi wireless lebih murah dibandingkan media transmisi satellite.
Kebanyakan media transmisi wireless digunakan dalam koneksi di tempat umum dan
ada juga cabang – cabang perusahaan.
Kebanyakan
media transmisi satelite (VSAT) digunakan untuk koneksi dalam perusahaan besar.
Dilihat dari
sisi latency, media transmisi satelite lebih tinggi latency-nya di banding
wireless.
Kemudian,
satelite tidak memperhatikan jarak, jauhnya jarak tidak mempengaruhi, sedangkan
pada wireless jarak mempengaruhi frekuensi transmisi data.
Pada wireless
semakin tinggi gelombang radio maka semakin tinggi bandwidth tetapi jarak
semakin pendek.
Untuk lokasi,
sangat tidak dimungkinkan menggunakan media transmisi wireless di sekitar
bangunan atau gedung – gedung tinggi. Hal ini terkesan tidak efektif jika
menggunakan media transmisi wireless karena dapat terjadi nLoS ataupun NLoS.
Dilihat dari
segi device yang digunakan. Pada satelite transmisi langsung dari satelite,
sedangkan media transmisi wireless tergantung device yang digunakan (access
point, radio link,dll). Pada satelite menggunakan hub. Pada media transmisi
wireless, menggunakan device access point (AP) untuk transmit
data, sedangkan media transmisi satelite langsung transmit data dari
satelite (VSAT LINK), ada pula menggunakan hub. AP biasanya memiliki daerah
cakupan sampai 100 meter, yang biasanya disebut cell atau range. Sehingga untuk
jangkauan (area coverage), media transmisi satelite dapat menjangkau lebih jauh
dibanding media transmisi wireless. Kemudian, baik media transmisi wireless
ataupun satelite memiliki sistem kerja dengan frekuensi yang berbeda.
Tergantung pada
aplikasi, satelit dapat digunakan dengan desain jaringan darat yang berbeda
atau topologi jaringan. Pada sederhana, satelit dapat mendukung satu-arah atau
menghubungkan dua-arah antara dua stasiun bumi (masing-masing disebut transmisi
simplex dan transmisi dupleks). Kebutuhan komunikasi yang lebih kompleks juga
dapat diatasi dengan lebih topologi jaringan yang canggih, seperti bintang dan
mesh.
Komentar
Posting Komentar